3 Jenis Parasit Yang Menyebabkan Penyakit pada Manusia
Apa itu Parasit?
Parasit adalah patogen yang masuk ke dalam tubuh dan menumpang makan pada inangnya. Beberapa parasit bersifat komensalisme, salah satunya bakteri E. coli. Komensalisme merupakan hubungan timbal balik antar dua organisme yang satu diuntungkan dan satu tidak diuntungkan atau dirugikan.
Infeksi parasit pada manusia berjumlah milyaran, sebagian tidak berbahaya namun ada beberapa yang menyebabkan penyakit serius. Sehingga penyakit yang disebabkan oleh parasit ini merupakan masalah penting bagi kesehatan di seluruh dunia.
3 Jenis Parasit Penyebab Penyakit Manusia
Beberapa tahun terakhir penyakit yang diakibatkan oleh parasit semakin meningkat. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis diantaranya protozoa, cacing, dan beberapa Ektoparasit.
Protozoa
Protozoa merupakan parasit uniseluler, yaitu mikroorganisme bersel satu yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, di air, atau tempat yang basah, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada manusia dan binatang. Pada manusia, protozoa dapat berkembang biak di dalam usus dan darah. Berdasarkan alat geraknya, protozoa dibedakan menjadi:
Sarcodina: Memiliki alat gerak kaki semu. Contohnya amoeba (Entamoeba), dapat menyebabkan penyakit amebiasis.
Mastigophora: Memiliki alat gerak flagellata, misalnya, Giardia, Leishmania. Dapat menyebabkan penyakit giardiasis.
Ciliophora: Memiliki alat gerak Siliofora, contohnya Balantidium penyebab penyakit balantidiasis.
Sporozoa: organisme yang tahap dewasanya tidak bergerak misalnya, Plasmodium, Cryptosporidium. Protozoa jenis ini dapat menyebabkan malaria, cryptosporidiosis dan toksoplasmosis.
Salah satu penyakit yang diakibatkan dari Protozoa, yang masih menjadi penyakit yang ditakuti oleh masyarakat Indonesia yaitu Malaria. Malaria adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Selengkapnya dapat dilihat pada link ini.
Cacing
Berbeda dengan protozoa, Cacing adalah parasit yang berukuran lebih besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang. Dan sama halnya dengan protozoa, cacing dapat hidup bebas atau parasit di alam. Namun saat dewasa, cacing tidak dapat berkembang biak pada manusia. Penyebab paling banyak dari golongan cacing ialah soil transmitted helminths (STH) yaitu cacing usus yang ditularkan melalui tanah.
Terdapat 3 jenis cacing yang bisa menjadi parasit di dalam tubuh manusia, yaitu:
Cacing pipih (platyhelminthes): cacing isap (trematoda) dan cestoda (cacing pita).
Cacing berkepala duri (acanthocephalans): bentuk dewasa dari cacing ini berada di saluran pencernaan. Acanthocephala dianggap sebagai perantara antara cestoda dan nematoda.
Cacing gelang (nematoda): bentuk dewasa dari cacing ini dapat berada di saluran pencernaan, darah, sistem limfatik atau jaringan subkutan. Sebagai alternatif, keadaan yang belum matang (larva) dapat menyebabkan penyakit melalui infeksinya pada berbagai jaringan tubuh. Contohnya, Ascaris lumbricoides, cacing kremi, dan cacing tambang.
Dari data World Health Organization (WHO), pada tahun 2018 terdapat lebih dari 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari populasi dunia terinfeksi cacing STH dengan jumlah terbanyak pada daerah beriklim tropis dan subtropis seperti Asia Tenggara, Afrika Sub-sahara, Amerika, dan Cina.
Ektoparasit
Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di kulit manusia dan mendapat makanan dengan cara mengisap darah manusia. Meskipun istilah ektoparasit secara luas dapat mencakup arthropoda penghisap darah seperti nyamuk, namun ektoparasit yang dimaksud disini yaitu organisme seperti kutu dan tungau yang menempel atau masuk ke dalam kulit dan menetap di sana untuk jangka waktu yang relatif lama. Beberapa contoh ektoparasit diantaranya sebagai berikut:
Pediculus humanus capitus: kutu rambut yang menyebabkan kulit kepala terasa gatal.
Pthirus pubis: kutu kemaluan yang membuat kulit kemaluan terasa gatal, mengalami iritasi, dan terkadang menimbulkan demam.
Sarcoptes scabiei: tungau penyebab penyakit scabies atau kudis.
Elisa Kit Pendeteksi Penyakit Parasit
Enzyme-linked immunosorbent assay atau biasa disingkat ELISA, atau kadang juga disebut enzyme immunoassay (EIA), merupakan teknik deteksi yang dikenal dikalangan para peneliti karena sederhana dan terjangkau. ELISA menggunakan enzim dan antibodi atau antigen untuk mengidentifikasi substansi pada sampel cairan, seperti serum/plasma, supernatan kultur sel dan lisat jaringan/sel. Teknik ELISA ini banyak dipilih karena cukup mudah dengan efektifitas tinggi. ELISA banyak digunakan dalam diagnosa penyakit, riset biomedis dan berbagai industri. Umumnya ELISA menggunakan plate 96 well. Saat ini sudah banyak tersedia ELISA Kit sebagai pendeteksi penyakit akibat parasit pada manusia.
PT INDOGEN sebagai salah satu Distributor ELISA Kit, menawarkan berbagai produk ELISA Kit salah satunya untuk penanda atau marker berbagai jenis parasit dan penyakitnya. Dapat dilihat pada tabel berikut produk ELISA kit parasit penyebab penyakit pada manusia dari Manufacture Diagnostics inc. yang di label dengan merek dagang Cortez.
Tabel 1. ELISA kit Pendeteksi Penyakit Parasit
Sumber:
Claudia C. Winerungan, Angle M. H. Sorisi, Greta J. P. Wahongan. 2019. Infeksi Parasit Usus pada Penduduk di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sumompo Kota Manado. Jurnal Biomedik. 2020;12(1):61-67.
0 Response to "3 Jenis Parasit Yang Menyebabkan Penyakit pada Manusia"
Posting Komentar