WA. 0812-9318-5185 | Pengobatan berbasis Terapi Sel
Apa itu Terapi sel?
Terapi sel merupakan suatu pengobatan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak menggunakan sel-sel baru yang sehat. Pertama kali istilah terapi sel pada manusia ini perkenalkan oleh seorang dokter asal Amerika Serikat, dr. E Donnall Thomas pada tahun 1956 dia berhasil melakukan transplantasi sel pada pasien Leukemia (kanker darah). Sel sehat yang diambil berasal dari sumsum tulang belakang saudara kembar pasien. Sel sehat yang diambil kemudian disuntikan ke dalam tubuh pasien tersebut dan mampu memperbaiki secara biologis sel darah yang dikenal juga sebagai proses haematopoiesis.
Kemudian terapi sel ini terus mengalami perkembangan, dan sejak tahun 1990an pengobatan berbasis sel ini diketahui dapat mengobati berbagai kelainan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan konvensional, seperti penyakit kanker, penyakit saraf (Parkinson), cedera tulang belakang dan diabetes.
Sel yang dapat digunakan untuk terapi sel ini dapat berupa darah, sumsum tulang belakang, jaringan immature dan mature, sel punca (stem cell) embrionik. Namun penggunaan sel embrionik ini menimbulkan kontroversi karena dinilai sama saja membunuh individu baru.
Bagaimana ProsesTerapi Sel yang Aman?
Pengobatan berbasis sel ini dinilai sangat kritikal karena menggunakan komponen dari benda hidup. Peraturan di Indonesia untuk terapi sel sudah dicantumkan dalam peraturan PerMenKes Nomor 32 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca Dan/Atau Sel.
Salah satu contoh pengobatan terapi sel menggunakan sumber dari darah manusia sehat, secara garis besar dapat dilihat pada tahapan berikut:
Gambar 1. Alur Terapi Sel
Proses Apheresis dan Pemisahan Sel
Apheresis atau proses pengumpulan darah donor ini hampir mirip dengan donor darah PMI, bedanya hasil dari apheresis hanyalah komponen darah tertentu saja, biasanya sel darah putih atau trombosit. Alat yang digunakan dalam proses apheresis juga menggunakan teknologi khusus. Hasil apheresis ini akan ditampung dalam kantung darah khusus dan aksesoris kantong darah lainnya seperti selang penyambung kantong darah.
Penggunaan kantong darah atau sel ini akan menentukan proses berikutnya sampai dengan penyimpan sel dalam nitrogen cair. Berikut adalah list produk kantong darah dan aksesori lainnya yang sudah FDA approved.
Proses transportasi ke Laboratorium atau Instansi terkait
Pada saat membawa sel menuju laboratorium untuk pemeriksaan gen atau karyotyping, sampel sel harus ditempatkan pada suhu yang sesuai. Misalnya jika sel sudah diproses sampai tahap kriopreservasi (pembekuan sel), maka harus dibawa menggunakan tangki nitrogen.
Proses pengecekan gen
Proses pengecekan gen atau dikenal juga dengan karyotyping merupakan salah satu tahapan yang wajib dilakukan sebelum melakukan memberikan sel ke pasien. Tujuan pengecekan gen ini untuk memastikan bahwa sel donor tidak memiliki riwayat penyakit seperti kanker. Karyotyping ini dilakukan dengan melihat pemetaan kromosom sel donor.
Sangat penting memisahkan sebagian kecil sel donor untuk pengecekan gen ini. Diperlukan alat yang steril dan close system untuk mengambil sel donor dari sumber kantong yang sama agar tidak terjadi kontaminasi. Berikut adalah produk untuk pengambilan sampel sel yang aman.
Proses Perbanyakan Sel
Biasanya proses perbanyakan sel ini dilakukan apabila sel hasil apheresis tidak mencukupi untuk terapi atau pasien memerlukannya dikemudian hari untuk saudara kandungnya. Proses perbanyakan sel ini memerlukan waktu dan bahan bahan kultur sel yang khusus, sesuai target jenis selnya.
Untuk memberikan hasil yang optimal dan terhindar dari kontaminasi, maka dibutuhkan wadah penyimpanan saat kultur yang steril dan close system. Berikut daftar produk bag untuk perbanyakan sel.
Proses Panen sel
Setelah proses perbanyakan sel sesuai target jumlah sel yang dibutuhkan, selanjutnya proses panen sel. Sel yang akan disimpan dalam nitrogen cair sebelumnya melewati serangkaian proses yang disebut dengan Cryopreservasi atau Kriopreservasi. Proses ini memerlukan bahan cryoprotectant untuk menjaga sel agar tidak pecah pada saat disimpan dalam suhu dingin. Cryoprotectant yang biasa digunakan yaitu DMSO. Sel yang telah dipanen akan ditambahkan DMSO dan di tempatkan pada wadah atau kantong (CryoStore Freezing Bags) yang tahan suhu dingin di dalam tangki nitrogen.
Proses Pengiriman sel ke Rumah sakit
Sel yang siap dipakai harus melalui proses thawing yang singkat. Pasien akan langsung menerima sel langsung setelah di thawing, ini meminimalisir kematian sel pada saat diinjeksikan. Maka dari itu untuk sel yang akan digunakan di rumah sakit, tahapan pengiriman sangatlah penting. Untuk menjaga agar sel tetap beku sesampainya di Rumah sakit, sel harus dibawa menggunakan tangki nitrogen yang berisi nitrogen cair.
Proses injeksi
Sebelum pasien melakukan terapi sel, serangkaian pemeriksaan dilakukan seperti pengecekan jantung, berat badan, kondisi keparahan pasien, dan lain-lain. Hal penting yang dilakukan untuk melakukan terapi sel ini yaitu jumlah sel yang diinjeksikan harus sesuai dengan berat badan pasien dan cara injeksinya secara subkutan atau melalui intravena.
Sumber:
0 Response to "WA. 0812-9318-5185 | Pengobatan berbasis Terapi Sel"
Posting Komentar