PT INDOGEN INTERTAMA, berdiri sejak 2010, memulai usahanya dengan menyuplai kebutuhan bahan habis pakai laboratorium riset di sekitar Jakarta. Kini INDOGEN telah menjalin kerjasama dengan beberapa suplier di beberapa daerah, seperti Bandung, Yogyakarta, Makassar, Aceh, Bali dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, maka INDOGEN mulai memfokuskan diri sebagai suplier produk riset untuk immunologi dan kebutuhan penunjangnya.

WA. 0812-9318-5185 | Kenali Bahaya Leptospirosis

Leptospirosis

Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira. Leptospirosis dikenal juga sebagai penyakit zoonosis, dimana bakteri penyebab penyakit ini dapat menular dari urine hewan seperti tikus. Penyebaran penyakit ini terdapat pada negara tropis, dimana kondisi lingkungannya yang sangat mendukung. 


Epidemologi

Menurut data Center for Disease Control (CDC) Leptospirosis terjadi setiap tahunnya dengan 1 juta kasus diseluruh dunia dan menyebabkan 60.000 kematian. Leptospirosis menyebar dengan adanya agen pembawa bisa dari binatang yang terinfeksi bakteri Leptospira atau bakteri yang mengkontaminasi lingkungan misalnya, pada saat banjir. Di wilayah Asia Pasifik sendiri leptospirosis dikategorikan sebagai penyakit yang ditularkan melalui media air (water  borne  disease), air disini yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Leptospira. 


Berdasarkan catatan Kementerian  Kesehatan Indonesia,  selama  tahun  2014 –2016  terdapat  tujuh  provinsi  yang  melaporkan adanya  kejadian  leptospirosis,  yaitu  DKI  Jakarta, Jawa   Barat,   Jawa   Tengah,   Daerah   Istimewa Yogyakarta,  Jawa  Timur,  Banten  dan  Kalimantan Selatan. 


Patofisologi

Bakteri Leptospira dapat masuk kedalam tubuh inang (manusia) melalui kulit yang sedang luka, selaput lendir atau ketika terhirup. Urin binatang yang terinfeksi Leptospira dapat bertahan di air tawar selama 16 hari dan di tanah kurang lebih 24 jam. Sehingga penyebaran Leptospirosis ini tidak jarang melalui media air atau tanah. Penularan juga dapat terjadi ibu hamil yang terinfeksi ke bayinya melalui plasenta, hal ini dapat menyebabkan kematian pada janin yang dikandungnya. 

Bakteri Leptospira yang masuk kedalam tubuh akan masuk ke limfatik kemudian tersebar melaui aliran darah ke seluruh tubuh namun cenderung menetap di hati dan ginjal.


Gejala Leptospirosis

Pada tahap awal penyakit, gejalanya meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot, menggigil, mata merah, sakit perut, sakit kuning, perdarahan di kulit dan selaput lendir, muntah, diare, dan ruam.


Pada tahap lebih parah dapat sesak nafas, oliguria atau anuria (ketidakmampuan untuk buang air kecil), aritmia jantung, batuk dengan atau tanpa hemoptisis. 


Pencegahan Leptospirosis

WHO menyarankan upaya pencegahan dalam 3 cara, yaitu:

  1. Pencegahan pada Hewan

Pemberian vaksin kepada hewan yang berpotensi tertular  leptospirosis.Selain  itu kebersihan kandang hewan peliharaan juga perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya leptospirosis pada hewan.

  1. Pencegahan pada jalur penularan

Memutus jalur penyebaran infeksi dapat dengan menjaga kebersihan   lingkungan sekitar tempat tinggal,supaya tidak menjadi sarang tikus, termasuk  tempat  penyimpanan  air,  penanganan sampah yang benar sehingga tidak menjadi sarang tikus

  1. Pencegahan pada manusia

Bisa dilakukan dengan  menjaga  kebersihan  masing-masing orang setelah beraktivitas di lokasi yang berisiko terpapar leptospirosis, edukasi penggunaan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja yang bekerja di lingkungan berisiko leptospirosis, menjaga kebersihan kandang hewan peliharaan, membersihkan habitat sarang tikus, membasmi hewan pengerat jika kondisi memungkinkan dan pemberian kaporit atau sodium  hipoklorit  pada  air  tampungan yang  akan digunakan  oleh  masyarakat.


Deteksi Leptospirosis 

Diagnosis laboratorium leptospirosis melibatkan dua kelompok pengujian. Kelompok pertama didesain untuk mendeteksi antibodi anti-leptospira, sedangkan kelompok kedua untuk mendeteksi Leptospira, antigen Leptospira Atau  asam  nukleat Leptospira pada cairan tubuh maupun jaringan. Deteksi Leptospirosis menggunakan Enzyme  Linked Immunosorbent  Assay (ELISA) cocok digunakan untuk sampel urin, kultur jaringan homogenat, atau cairan tubuh lain. Hasil dari metode ELISA berupa data qualitative. 

Daftar Produk ELISA Kit dapat dilihat pada list di bawah ini.

Merk

No. Katalog

Nama Produk

Size

Cortez

8210-35

Human Leptospira IgG IgM ELISA Test Kit

96T

Cortez

8204-35

Human Leptospira IgG ELISA Test Kit

96T

Cortez

8208-35

Human Leptospira IgM ELISA Test Kit

96T

Mybiosource

MBS3800621

Human Leptospira IgM (LEPIgM) ELISA Kit

96T

Mybiosource

MBS495271

Leptospira IgG ELISA Kit

96T

Mybiosource

MBS495262

Leptospira IgM ELISA Kit

96T

Mybiosource

MBS9715493

Human Leptospira (IgM) ELISA Kit

96T

Mybiosource

MBS9715494

Human Leptospira (IgG) ELISA Kit

96T

Abcam

ab247200

Leptospira IgM ELISA kit

96T

Abcam

ab247199

Leptospira IgG ELISA kit 

96T



Referensi:

  1. Widjajanti W. 2019. Epidemologi, Diagnosis, dan Pencegahan Leptospirosis. JHEDs; 5(2): 62-68.

  2. https://www.who.int/topics/leptospirosis/en/

  3. https://www.kemkes.go.id/article/view/15022400002/leptospirosis-kenali-dan-waspadai.html

  4. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441858/ 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "WA. 0812-9318-5185 | Kenali Bahaya Leptospirosis"

Posting Komentar