PT INDOGEN INTERTAMA, berdiri sejak 2010, memulai usahanya dengan menyuplai kebutuhan bahan habis pakai laboratorium riset di sekitar Jakarta. Kini INDOGEN telah menjalin kerjasama dengan beberapa suplier di beberapa daerah, seperti Bandung, Yogyakarta, Makassar, Aceh, Bali dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan zaman, maka INDOGEN mulai memfokuskan diri sebagai suplier produk riset untuk immunologi dan kebutuhan penunjangnya.

WA. 0812-9318-5185 | PERBEDAAN ELISA DAN ELFA

Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan metode pengujian immunoassay yang paling ekonomis untuk diagnostik serologi. Pada tahun 1979, Yolken dan Stopa memodifikasi metode ELISA dengan mengganti substrat fluorogenik dengan substrat kromogenik dan dengan mengukur fluoresensi yang dihasilkan dalam fluorometer, saat ini dikenal sebagai metode Enzyme-linked Fluorescence Assay (ELFA). Substrat yang digunakan oleh Yolken dan Stopa yaitu 4-methylumbelliferyl phosphate. Seiring dengan perkembangan, pengujian substrat pada metode ELFA ini banyak dilakukan guna mendapat substrat yang tepat, yaitu stabil pada saat mengalami oxidation.
Prinsip ELFA sama dengan ELISA, yaitu mendeteksi keberadaan antibodi menggunakan enzim yang terkonjugasi, konjugat peroksidase-antibodi. Alat dan reagen yang digunakannya pun sama dengan ELISA. Perbedaan keduanya terletak pada jenis substrat yang digunakan. Substrat yang digunakan untuk pengujian pada ELFA adalah asam p-hydroxyphenylacetic, zat fluorescent yang paling kuat dan stabil serta tidak dapat dipengaruhi oleh cahaya dan oxidation.
Metode ELFA dengan sample saliva, memberikan sensitivitas dan spesifisitas nilai maksimum, untuk sample urin hanya memiliki sensitivitas 95,2% dan spesifisitas 97,4%. Metode ini, lebih menguntungkan dibandingkan dengan ELISA. Metode ELFA memiliki masa waktu window period yang lebih pendek, yaitu 5 hari. Masa jendela/window period adalah masa dimana seseorang telah terinfeksi HIV, namun tubuh masih belum membentuk antibodi terhadap HIV, sehingga pada pemeriksaan serologis – hasilnya negatif. Namun, kedua metode tersebut sangat akurat dan dapat mendeteksi sekitar 95% infeksi pada 28 hari dan lebih dari 99,99% infeksi pada 90 hari. Pada beberapa penelitian dengan menggunakan metode ELFA menunjukkan hasil yang akurat pada pemeriksaan diagnostik penyakit seperti HIV, CMV, hepatitis B, Rubella virus. Dengan demikian penggunaan metode ELFA ini sangat efektif untuk digunakan secara klinis untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh virus.
Referensi:
  1. Dave et al,. 1986.  A new enzyme-linked fluorescence assay (ELFA) for use with peroxidase-anti body conjugates: a comparison with ELISA for the quantitation of IgM antibodies to hepatitis B core antigen. J. Med. Microbiol. - Vol. 21 (1986), 271-274.
  2. Shekarchi et al,. 1985. Comparison of Enzyme-Linked Immunosorbent Assay with EnzymeLinked Fluorescence Assay with Automated Readers for Detection of Rubella Virus Antibody and Herpes Simplex Virus. Journal Of Clinical Microbiology, Jan. 1985, p. 92-96.
  3. Hayder Shkhair Obayes al-janabi et al /J. Pharm. Sci. & Res. Vol. 10(10), 2018, 2549-2550.
  4. Jacqueline Stanley. 2002. Essentials of Immunology & Serology. Columbia.
  5. http://www.rscikini.com/article/hiv-aids--penyakit-kutukan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "WA. 0812-9318-5185 | PERBEDAAN ELISA DAN ELFA"

Posting Komentar